Ketika
ada anak yang mencari perhatian di luar rumah, uring-uringan, tidak
tenang, mudah emosional, ketika anak tidak mampu membahasakan dengan
kata-kata apa yang ada dihati mereka tentang apa yang mereka rasakan,
ketika anak merasa diabaikan, itu membuat hati mereka labil dalam sikap
mereka. Pertanyaannya “Ada apakah dengan anak tersebut?” ~Ini akan saya
bahas dengan curhatnya saya dibawah ini, Yuu Mariii :D ~
Ketika
ada siswi kelas 2 yang tiba-tiba menangis kencang diluar, saya langsung
memeluknya, mengusap-usap punggung dan bertanya “Ada yang bisa
dibantu?” dan yang membuat saya kaget, tangisannya yang kencang tersebut
langsung berhenti dan kemudian dia tersenyum. Ketika saya bertanya,
tadi ketika nangis kencang trus pas dipeluk kok langsung berhenti
nangisnya? Anak tersebut menjawab “karena tadi pas dipeluk, hati aku
menjadi tenang” (Dan penyebab dia nangis bombay karena kena pukulan sapu
ketika berebut sapu dengan temannya)
Begitu juga saya
dulu waktu masih sekolah dan usia saya menuju sweetseventeen ketika
masa-masa pencarian jati diri :D, saya merasa sendirian dan tidak ada
yang bisa mengerti isi hati saya. Lalu atas izin Allah SWT saya sempat
ikut pelatihan jenazah bersama tutornya dari Ibu-ibu pengajian Percikan
Iman, saya sholat berjamaah bersama 2 orang Ibu di Bandung. Setelah
sholat asar berjamaah, saya curhat sebentar dengan beliau untuk
mengeluarkan unek-unek dikepala dan setelah itu saya pamit pulang karena
sudah sore. Setelah saya mencium tangan beliau, tiba-tiba beliau
memeluk saya dengan hangat dan mengusap punggung saya. Entah kenapa
“beban yang seperti batu besar dipundak” ketika saya dipeluk, “batu
beban”(persepsi saya tentang hidup) tersebut berasa hancur seketika.
Ketika saya dipeluk hati saya menjadi tenang dan seolah Allah SWT
berkata kepada saya bahwa, “saya tidak sendiri, ada Allah yang Maha
besar, ada Allah SWT Yang Maha Menguasai Langit & Bumi, Tidak akan
terjadi apapun didunia ini tanpa izin dari Allah SWT, semua sudah ada
yang ngatur… Allah SWT Maha Baik…” sejak saat itu saya menjadi lebih
tenang & enjoy ketika menjalani hari-hari saya. (Ini sedikit cerita
tentang dahsyatnya efek pelukan yang pernah saya rasakan dulu ketika
galau :D)
Kembali ke cerita tentang Anak pra balig itu
memang belum stabil dari sisi mengontrol emosi dan sikap mereka sehingga
perlu pendampingan penuh dari orang tua maupun orang dewasa yang ada
didekatnya agar ketika mereka sudah baligh tidak menjadi remaja ‘galau’.
Pun saya sempat mengamati anak yang lahir &
besar di Amerika dengan anak yang sejak SD kelas 1 dipesantrenkan di
Indonesia dan jauh dari orangtua. Ada perbedaan sikap mereka. Yang dari
Amerika lebih ramah, selalu santun, selalu bersyukur, selalu mengucapkan
terima kasih dan suka sigap melihat lingkungan sekitar jika ada yang
perlu dibantu, dia memiliki empati tinggi. Sedangkan yang pindahan dari
persantren ternyata cukup “keras” apa-apa protes melulu tidak mau ini
dan itu. Saya mengamati memang anak itu dimana-manaya belajar dari
meniru.
Siswa yang dari Amerika itu ternyata
memang ortunya begitu so sweet. Sempat kami ada agenda mabit di kampung
talun lalu sore hari Ibunya yang pindahan dari Amrik itu sms saya
“Tolong sampaikan pada R & F bahwa saya rindu mereka & I Very
love them so much” Saya cukup kaget, beliau adalah satu2nya ortu yang
nitip pesan ke anaknya padahal baru berpisah tadi pagi dan besok sore
sudah bisa bertemu kembali karena acaranya hanya 1 hari 1 malam.
Lalu
ketika bertemu, Ibunya memeluk F lama sekali sambil diusap-usap
punggungnya setelah sebelumnya di sun pipi kiri, kanan &jidatnya
Lalu saya komentar waduh bu seperti tidak bertemu sebulan. Beliau bilang
“Ya memang harus begini, ini sudah kebiasaan …” Woow… buat saya ini
luarbiasa… pantesan anaknya begitu tenang karena selalu dipeluk setiap
hari dan di Jepang pun sampai ada sewa pelukan saking mereka butuh
pelukan untukmenenangkan hati mereka tapi keluarganya pada sibuk.
Sedangkan
yang dari pesantren tampak “gersang” ya wajar karena bisa jadi tutor
disana terbatas sedangkan muridnya bejibun jadi dari aspek naluri kasih
sayang tidak terpenuhi. Tapi sekarang Alhamdullillah yang pindahan dari
pesantren sudah lebih so sweet karena sudah stay dengan keluarganya
kembali, ketika ada adik kelasnya yang makan siangnya tumpah dia serta
merta memberikan makan siangnya pada adik kelasnya tersebut, empatinya
sudah nampak.
Setelah mengamati beberapa anak &
peristiwa yang pernah saya alami maka ada 3 moment yang bisa dilakukan
orang tua kepada anak, sesibuk apapun ortunya anak tetap memiliki hak
untuk mendapat pemenuhan Kasih sayang agar sang anak tidak mencari kasih
sayang dari luar rumah seperti fenomena remaja yang pacaran bisa jadi
memang kurang kasih sayang & perhatian dari para ortu mereka.
Moment
1 : ketika melepas anak pergi sekolah, para orang tua bisa mencium
kedua pipi sang anak, memeluk hangat + mengusap-usap punggung dan
mendoakan agar disekolah sang anak belajar tertib dan juga mengungkapkan
harapan ortu ketika sang anak sekolah. Sehingga tumbuh mindset di dalam
diri anak bahwa dia kesekolah agar mendapat ilmu dan harinya menjadi
berkah karena menuntut ilmu dan dikaitkan dengan hadits bahwa Allah akan
mudahkan jalan ke surga kepada orang-orang yang menuntut ilmu dengan
serius. Sehingga yang ada dibenaknya adalah sekolah untuk mendapat ilmu
bukan sekedar kesempatan bermain-main dengan teman-temannya disekolah.
Moment
2 : ketika anak tiba dari sekolah, jangan langsung bertanya hal-hal
lain seperti sudah sholat belum? Dll. Tapi ketika anak datang selalu
mencium kedua pipinya + memeluknya hangat + mengusap-usap punggungnya
+memberi pujian, Seperti “Wah anak sholeh jagoan Ummi sudah tiba
dirumah” agar timbul rasa kebanggaannya setelah menuntut ilmu.
Moment
3 : sebelum anak tidur, ketika anak menjelang tidur dikamar mereka,
para orang tua mencium kedua pipi sang anak + memeluk hangat +mendoakan +
mengajak dialog 2 arah plus ortu mengungkapkan harapannya kepada sang
anak.
Dengan menjadikan 3 moment tersebut sebagai habit
pelukan untuk anak, diharapkan anak menjadi lebih tenang, anak menjadi
lebih bisa mengendalikan diri ketika marah tidak berlebihan begitu juga
ketika sedih tidakmenangis berlebihan, ketika anak dipeluk terbukti
menjadi merasa lebih dipedulikan, lebih disayang dan sang anak tidak
merasa diabaikan meskipun ortu full aktivitas diluar
Ada
cerita dari teman yang sempat ngajar di sekolah taraf internasional di
Bandung, ada siswi yang juara kelas berturut-turut, pas di tanya kok dia
semangat belajar, dia bilang "Because I love my parent so I wanna give
the best for my parent" dan ternyata memang Ibunya sangat perhatian
padanya meskipun Ibunya bekerja sebagai direktur Bank swasta di bandung,
Ibunya selalu memasak sarapan untuknya, setelah anaknya pulang sekolah
beliau suka menelpon guru dan bertanya "Tadi anak saya dikelas kira2
bisa faham ga ya? jika anak saya belum faham apa yang bisa saya bantu
dirumah agar dia bisa faham" Begitu sangat perhatian pada anak, makanya
wajar jika anaknya pun begitu sangat senang belajar & sayang pada
ortunya karena mendapat perhatian penuh dari ortunya.
Sekian
curhat saya, sebelumnya tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada para
orang tua dan tanpa maksud menggurui, hanya sekedar berbagi. Semoga
bermanfaat ^^