Sabtu, 08 November 2014

Pentingnya Memeluk Anak Setiap Hari Agar Jiwa Anak Menjadi Lebih Tenang

Ketika ada anak yang mencari perhatian di luar rumah, uring-uringan, tidak tenang, mudah emosional, ketika anak tidak mampu membahasakan dengan kata-kata apa yang ada dihati mereka tentang apa yang mereka rasakan, ketika anak merasa diabaikan, itu membuat hati mereka labil dalam sikap mereka. Pertanyaannya “Ada apakah dengan anak tersebut?” ~Ini akan saya bahas dengan curhatnya saya dibawah ini, Yuu Mariii :D ~

Ketika ada siswi kelas 2 yang tiba-tiba menangis kencang diluar, saya langsung memeluknya, mengusap-usap punggung dan bertanya “Ada yang bisa dibantu?” dan yang membuat saya kaget, tangisannya yang kencang tersebut langsung berhenti dan kemudian dia tersenyum. Ketika saya bertanya, tadi ketika nangis kencang trus pas dipeluk kok langsung berhenti nangisnya? Anak tersebut menjawab “karena tadi pas dipeluk, hati aku menjadi tenang” (Dan penyebab dia nangis bombay karena kena pukulan sapu ketika berebut sapu dengan temannya)

Begitu juga saya dulu waktu masih sekolah dan usia saya menuju sweetseventeen ketika masa-masa pencarian jati diri :D, saya merasa sendirian dan tidak ada yang bisa mengerti isi hati saya. Lalu atas izin Allah SWT saya sempat ikut pelatihan jenazah bersama tutornya dari Ibu-ibu pengajian Percikan Iman, saya sholat berjamaah bersama 2 orang Ibu di Bandung. Setelah sholat asar berjamaah, saya curhat sebentar dengan beliau untuk mengeluarkan unek-unek dikepala dan setelah itu saya pamit pulang karena sudah sore. Setelah saya mencium tangan beliau, tiba-tiba beliau memeluk saya dengan hangat dan mengusap punggung saya. Entah kenapa “beban yang seperti batu besar dipundak” ketika saya dipeluk, “batu beban”(persepsi saya tentang hidup) tersebut berasa hancur seketika. Ketika saya dipeluk hati saya menjadi tenang dan seolah Allah SWT berkata kepada saya bahwa, “saya tidak sendiri, ada Allah yang Maha besar, ada Allah SWT Yang Maha Menguasai Langit & Bumi, Tidak akan terjadi apapun didunia ini tanpa izin dari Allah SWT, semua sudah ada yang ngatur… Allah SWT Maha Baik…” sejak saat  itu saya menjadi lebih tenang & enjoy ketika menjalani hari-hari saya. (Ini sedikit cerita tentang dahsyatnya efek pelukan yang pernah saya rasakan dulu ketika galau :D)

Kembali ke cerita tentang Anak pra balig itu memang belum stabil dari sisi mengontrol emosi dan sikap mereka sehingga perlu pendampingan penuh dari orang tua maupun orang dewasa yang ada didekatnya agar ketika mereka sudah baligh tidak menjadi remaja ‘galau’.

Pun saya sempat mengamati anak yang lahir & besar di Amerika dengan anak yang sejak SD kelas 1 dipesantrenkan di Indonesia dan jauh dari orangtua. Ada perbedaan sikap mereka. Yang dari Amerika lebih ramah, selalu santun, selalu bersyukur, selalu mengucapkan terima kasih dan suka sigap melihat lingkungan sekitar jika ada yang perlu dibantu, dia memiliki empati tinggi. Sedangkan yang pindahan dari persantren ternyata cukup “keras” apa-apa protes melulu tidak mau ini dan itu. Saya mengamati memang anak itu dimana-manaya belajar dari meniru.

Siswa yang dari Amerika itu ternyata memang ortunya begitu so sweet. Sempat kami ada agenda mabit di kampung talun lalu sore hari Ibunya yang pindahan dari Amrik itu sms saya “Tolong sampaikan pada R & F bahwa saya rindu mereka & I Very love them so much” Saya cukup kaget, beliau adalah satu2nya ortu yang nitip pesan ke anaknya padahal baru berpisah tadi pagi dan besok sore sudah bisa bertemu kembali karena acaranya hanya 1 hari 1 malam.

Lalu ketika bertemu, Ibunya memeluk F lama sekali sambil diusap-usap punggungnya setelah sebelumnya di sun pipi kiri, kanan &jidatnya Lalu saya komentar waduh bu seperti tidak bertemu sebulan. Beliau bilang “Ya memang harus begini, ini sudah kebiasaan …” Woow… buat saya ini luarbiasa… pantesan anaknya begitu tenang karena selalu dipeluk setiap hari dan di Jepang pun sampai ada sewa pelukan saking mereka butuh pelukan untukmenenangkan hati mereka tapi keluarganya pada sibuk.

Sedangkan yang dari pesantren tampak “gersang” ya wajar karena bisa jadi tutor disana terbatas sedangkan muridnya bejibun jadi dari aspek naluri kasih sayang tidak terpenuhi. Tapi sekarang Alhamdullillah yang pindahan dari pesantren sudah lebih so sweet karena sudah stay dengan keluarganya kembali, ketika ada adik kelasnya yang makan siangnya tumpah dia serta merta memberikan makan siangnya pada adik kelasnya tersebut, empatinya sudah nampak.

Setelah mengamati beberapa anak & peristiwa yang pernah saya alami maka ada 3 moment yang bisa dilakukan orang tua kepada anak, sesibuk apapun ortunya anak tetap memiliki hak untuk mendapat pemenuhan Kasih sayang agar sang anak tidak mencari kasih sayang dari luar rumah seperti fenomena remaja yang pacaran bisa jadi memang kurang kasih sayang & perhatian dari para ortu mereka.

Moment 1 : ketika melepas anak pergi sekolah, para orang tua bisa mencium kedua pipi sang anak, memeluk hangat + mengusap-usap punggung dan mendoakan agar disekolah sang anak belajar tertib dan juga mengungkapkan harapan ortu ketika sang anak sekolah. Sehingga tumbuh mindset di dalam diri anak bahwa dia kesekolah agar mendapat ilmu dan harinya menjadi berkah karena menuntut ilmu dan dikaitkan dengan hadits bahwa Allah akan mudahkan jalan ke surga kepada orang-orang yang menuntut ilmu dengan serius. Sehingga yang ada dibenaknya adalah sekolah untuk mendapat ilmu bukan sekedar kesempatan bermain-main dengan teman-temannya disekolah.

Moment 2 : ketika anak tiba dari sekolah, jangan langsung bertanya hal-hal lain seperti sudah sholat belum? Dll. Tapi ketika anak datang selalu mencium kedua pipinya + memeluknya hangat + mengusap-usap punggungnya +memberi pujian, Seperti “Wah anak sholeh jagoan Ummi sudah tiba dirumah” agar timbul rasa kebanggaannya setelah menuntut ilmu.

Moment 3 : sebelum anak tidur, ketika anak menjelang tidur dikamar mereka, para orang tua mencium kedua pipi sang anak + memeluk hangat +mendoakan + mengajak dialog 2 arah plus ortu mengungkapkan harapannya kepada sang anak.

Dengan menjadikan 3 moment tersebut sebagai habit pelukan untuk anak, diharapkan anak menjadi lebih tenang, anak menjadi lebih bisa mengendalikan diri ketika marah tidak berlebihan begitu juga ketika sedih tidakmenangis berlebihan, ketika anak dipeluk terbukti menjadi merasa lebih dipedulikan, lebih disayang dan sang anak tidak merasa diabaikan meskipun ortu full aktivitas diluar

Ada cerita dari teman yang sempat ngajar di sekolah taraf internasional di Bandung, ada siswi yang juara kelas berturut-turut, pas di tanya kok dia semangat belajar, dia bilang "Because I love my parent so I wanna give the best for my parent" dan ternyata memang Ibunya sangat perhatian padanya meskipun Ibunya bekerja sebagai direktur Bank swasta di bandung, Ibunya selalu memasak sarapan untuknya, setelah anaknya pulang sekolah beliau suka menelpon guru dan bertanya "Tadi anak saya dikelas kira2 bisa faham ga ya? jika anak saya belum faham apa yang bisa saya bantu dirumah agar dia bisa faham" Begitu sangat perhatian pada anak, makanya wajar jika anaknya pun begitu sangat senang belajar & sayang pada ortunya karena mendapat perhatian penuh dari ortunya.

Sekian curhat saya, sebelumnya tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada para orang tua dan tanpa maksud menggurui, hanya sekedar berbagi. Semoga bermanfaat ^^